Hari ini IHSG Menguat akibat Pilpres AS yang menunjukan bahwa hasil poling yang dilakukan oleh beberapa pihak cenderung menunjukan bahwa Joe Biden menduduki posisi lebih tinggi dibandingkan Donal Trump.
Pada pagi hari ini ( Rabu, 04/11/2020 ) IHSG berada pada zona hijau diawal perdagangannya di Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Meskipun demikian terdapat 60 saham yang berada di zona merah dan sebanyak 145 saham masih stagnan.
Prediksi IHSG Menguat
“Prediksi IHSG menguat ini masih di dorong sentimen yang direspon positif oleh pasar dari pemilu di Amerika Serikat yang menurut hasil poling nya telah menunjukan bahwa Joe Biden lebih unggul dibandingkan President Amerika Serikat Donal Trump. Dengan keunggulan ini pasar menilai akan membawa kebaikan bagi perekonomian Amerika Serikat.” Ujar seorang Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia, Dennis Christoper.
Tidak hanya IHSG menguat saja yang berada pada zona hijau, terdapat Index saham Asia juga mengalami efek positif. Index Nikkei naik sebesar 1,6 persen, index Shanghai Komposit sebesar 0,01% sedangkan Index Hang Seng Hong kong dan Index Strait Times masing – masing mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen dan 0,16 persen.
Untuk index saham Eropa juga mengalami kenaikan atau positif dengan kenaikan index FTSE 2,33% dan indeks Xetra Dax 2,55 persen. Untuk Amerika Serikat sendiri ditutup positif dengan kenaikan indeks acuan saham teknologi Nasdaq sebesar 1,85 % , S&P 500 juga naik 1,87 persen dan juga Index Dow Jones ikut naik dengan nilai 1,98 persen.
Perang Dagang AS – Tiongkok
Pasar menilai bahwa selama 4 tahun terakhir selama Donald Trump memimpin Amerika Serikat terjadi perang dagang antara AS dan Tiongkok yang menjadi pembahasan setiap hari pada media di Amerika Serikat.
Kebijakan yang luar negeri AS dinilai oleh pasar dan masyarakat Amerika Serikat hanya terfokus kepada bagaimana untuk menekan kekuatan ekonomi Tiongkok dan kekuatan politik tiongkok.
Sedangkan memang secara internal, ekonomi AS tampak tidak terlalu buruk selama ini ( sejak Trump Terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ). Dengan mengabaikan faktor pandemi global corona atau Covid-19 tercatat perumbuhan ekonomi AS tumbuh sebesar 2,5% ( rata-rata ) dari rentan waktu 2017 – 2019. Tiga tahun pertama Trump memimpin Amerika terdapat kebijakan yang cukup mendorong pertumbuhan ekonomi AS antara lain yaitu pemotongan pajak korporasi dan juga deregulasi di berbagai sektor ekonomi khususnya pada sektor migas.
Moody’s Analytic sebagai salah satu lembaga yang mencatat peringkat surat utang negara – negara di dunia pada tahun 2019 ( sebelum Pandemi Corona ) dapat memastikan Trump berpeluang memenangi pemilu pada 2020.
Dengan adanya pandemi Corona ternyata mempengaruhi banyak rencana besar Trump dan mempersulit Trump kembali memimpin Amerika Serikat.
Tahun 2020 Moody’s Analytic kembali merilis proyeksi perkembangan ekonomi AS justru akan lebih tinggi apabila Biden terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat periode 2020 – 2040 sebesar 4,2%. Sedangkan apabila Trump kembali terpilih maka Moody’s Analytic memproyeksikan pertumbuhan sebesar 3%.
Indonesia Akan mengalami Peningkatan Ekonomi
Apabila ekonomi AS meningkat sekitar 4% di tahun 2021, diperkirakan Indonesia akan mengalami kenaikin ekonomi sekitar 3 persen hingga 4 persen dengan persyaratan khusus bahwa Covid-19 sudah tertangani dengan grafik pertambahan peyebarannya dan kasus positif cenderung turun.
Disamping itu Indonesia harus waspada apabila Biden terpilih memimpin AS nanti khususnya bidang kebijakan politik AS yang selama kepemimpinan Trump, AS cenderung menyudutkan Tiongkok. Maka pada masa kepemimpinan Biden diduga akan merubah haluan kepada Rusia.
Hal tersebut memang terlihat selama kampanye tampaknya Biden menyerang Trump sebagai antek dari Rusia. Pihaknya menunjukan ketidaksukaan yang nyata terhadap kebijakan politik AS-RUSIA dan menilai bahwa Rusia adalah ancaman yang nyata bagi AS.