Menanti hasil dari Pemilu Amerika Serikat memiliki arti tersendiri sebab diantara 2 kandidat presiden AS ini yang manakah yang akan lebih menguntungkan pihak Indonesia dari berbagai hal.
Dari penelusuran selama debat calon Presiden Amerika Serikat selama beberapa waktu lalu tentunya public mampu menilai secara kasat mata bahwa keduanya memiliki rencana serta sekumpulan kebijakan yang sangat berbeda terhadap perekonomian AS.
Diantara 2 Kandidat Presiden dan Kebijakannya
Baik Donald Trump maupun Joe Biden sudah mengutarakan rencana dan kebijakannya terkait perbaikan perekonomian negara Amerika Serikat.
Namun beberapa kalangan ekonomi menilai apabila Joe Biden berhasil memenangkan pemilihan Presiden 2020-2024 ini, kebijakannya akan sedikit kurang menguntungkan Indonesia dikarenakan selain faktor pribadi dari Biden juga Partai Demokrat dikenal dengan sejumlah agenda internal yang terfokus pada masalah defisit negara.
Dampak Terhadap Rupiah
Partai Demokrat yang memiliki sejumlah agenda utama untuk menekan defisit anggaran Amerika memang akan memberikan keuntungan bagi Amerika. Dengan adanya kenaikan pajak bagi orang kaya akan sangat menguntungkan bagi ekonomi Amerika Serikat.
Hal tersebut akan menambah kekuatan Dollar Amerika terhadap mata uang lainnya dan itu sudah pasti artinya Rupiah akan melemah terhadap mata uang USD. Namun dibalik itu semua sementara ini IHSG dan beberapa Index negara lain juga mengalami penguatan
Kerjasama Dengan Negara Lain
Dalam sejarah politik Amerika Serikat, Partai Demokrat sangat dikenal sebagai partai yang sangat ketat dalam hal kerjasama dengan negara lain.
Dengan demikian sudah bisa dipastikan kemudahan dan “insentif” terhadap kerjasama dalam bidang ekonomi khususnya akan sangat sulit terjadi.
Meskipun terjadi tentunya akan berbuntut kepada “permintaan” atau imbal balik seperti membawa catatan dampak kepada lingkungan atau bahkan faktor Human Right atau Hak Asasi Manusia harus disertakan dalam kerjasama tersebut.
Meskipun demikian diantara 2 kandidat presiden AS, baik Trump maupun Biden tentunya memiliki cara dan regulasi yang berbeda yang sudah pasti hanya diterapkan apabila dinilai menguntungkan Amerika Serikat.
Bagaimana bila Donald Trump Kembali Memimpin
Hal yang berbeda tentunya akan terjadi, rupiah minimal akan lebih stabil karena Partai Republik akan melakukan percetakan uang yang akan berimbas kepada merosotnya nilai Dollar AS terhadap mata uang negara lain yang otomatis Rupiah akan cederung Stabil dan mungkin akan menguat.
Selama kepemimpinan Trump, Indonesia telah mendapatkan Insentif dagang berupa fasilitas Generalized System of Preferences ( GSP ) yang baru saja diperpanjang oleh Donald Trump beberapa waktu lalu.
Efek Yang Timbul Akibat Perang Dagang dengan Tiongkok
Diantara 2 kandidat Presiden AS ini keduanya memiliki pandangan yang berbeda mengenai Tiongkok.
Salah satu bukti nyata perang dagang Amerika dengan Tiongkok selama Pemerintahan Trump adalah ketika Amerika menghentikan semua bentuk kerjasama dengan Huawei dan beberapa bagian sektor kerjasama dengan Tiongkok secara umum.
Secara tidak langsung maka akan berimbas kepada kebijakan Indonesia terhadap perdagangan kedua negara tersebut.
Berbeda halnya apabila Biden yang terpilih, maka diperkirakan perang dagang dengan Tiongkok ini akan berakhir dan akan memberikan angin segar terhadap perdagangan Indonesia kepada kedua negara tersebut.
Meskipun demikian dengan adanya perang dagang dengan Tiongkok, termasuk tingginya bea masuk produk dari Tiongkok ke Amerika Serikat ini akan membuka peluang kepada Indonesia.
Dengan tingginya Bea Masuk tersebut akan memaksa pengusaha di Tiongkok mencoba melirik negara lain untuk dapat dijadikan lahan bagi mereka berinvestasi.
Indonesia memiliki kemampuan dan kepercayaan Investor khususnya Tiongkok, akan membuat Indonesia menjadi salah satu target lahan Investasi para pengusaha Tiongkok untuk menjadikan tempatnya berinvestasi.