Keberhasilan sektor ekonomi kreatif bukanlah tanpa ada kendala dan permasalahan dibaliknya, sebagai salah satu sektor yang cukup dihandalkan tampaknya kendala ekonomi kreatif di Indonesia cukup besar.
Istilah ekonomi kreatif memang semakin sering kita dengar dan hal itu bukanlah hal yang mengherankan sebab di Indonesia sendiri banyak organisasi maupun lembaga swadaya dan pemerintah yang bekerja sama untuk memajukan sektor ekonomi kreatif ini.
Faktor Kendala Ekonomi Kreatif
Meskipun banyak pihak yang mendukung majunya pertumbuhan dari ekonomi kreatif ini, namun kendala ekonomi kreatif sering kali menjadi batu pengganjal terutama bagi UMKM atau unit usaha yang berskala kecil.
1. Bahan Baku
Faktor penyediaan bahan baku yang masih sulit untuk diperoleh pelaku usaha ini menjadikan kedala pertama yang harus dihadapi. Penyediaan bahan baku ini sering kali terkendala dari perijinan Pemerintah Daerah yang kerap berubah-ubah sehingga sangat sulit mendapatkan kepastian.
2. Teknologi
Permasalahan kedua yang menjadi kendala ekonomi kreatif dan menghantui pelaku usaha berskala kecil adalah teknologi.
Dengan adanya pandemi corona atau Covid-19 ini, pemasaran secara konvensional sangat dibatasi sehingga diperlukan jembatan pemasaran secara digital seperti marketplace.
Sarana marketplacenya memang sudah ada dan banyak, hanya tinggal menyebarkan dan pengenalan kepada pelaku usaha yang di pelosok yang masih perlu menjadi perhatian.
3. Permodalan
Tidak hanya itu saja yang menjadi kendala, persaingan pelaku usaha ekonomi kreatif pun terutama yang baru merintis maupun yang berskala kecil apalagi berada di pelosok. Sangat sulit mendapatkan akses permodalan sehingga sangat sulit mengembangkan usaha nya agar bisa lebih efektif dan effisien.
Pelaku usaha yang baru merintis atau berskala kecil kerap kali tergerus dengan unit usaha yang lebih besar dan lebih lama. Hal ini di karenakan jalur distribusinya sudah lancar dan juga dengan modal yang cukup tentunya bisa memproduksi lebih banyak dan memangkas biaya usaha.
Dengan adanya produksi masal dalam jumlah besar dan kemajuan teknologi yang digunakan, tentunya akan memberikan daya saing berupa harga yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik.
Beberapa contoh ekonomi kreatif yang populer dan bisa dikembangkan di Indonesia beraneka ragam, dari produksi film pendek, kuliner, fashion hingga produk daur ulang.
4. Hak Cipta
Hasil karya pemikiran dari pelaku usaha ini perlu dihargai dengan diberikan perlindungan hak cipta yang masih merupakan salah satu kendala ekonomi kreatif di Indonesia.
Sulitnya mengurus dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya perlindungan hak cipta membuat seringkali hasil produksi UMKM atau unit usaha berskala kecil dengan mudahnya ditiru dan dicuri ide kreatifnya oleh perusahaan besar yang kemudian langsung mematenkan produk hasil contekan itu.
Tindakan ini tentunya akan merugikan secara langsung terhadap pelaku usaha kecil, karena di samping sudah tidak bisa lagi memproduksi produk yang sama pihaknya juga tidak bisa lagi mengembangkan usahanya karena sudah milik usaha orang lain dan cenderung akan bermasalah dengan hukum.
5. Ruang Publik
Tidak saja berhenti di situ kendala ekonomi kreatif di Indonesia, pelaku usaha memerlukan adanya ruang publik untuk mempromosikan atau memajang hasil karya nya dengan tanpa modal yang besar atau bahkan gratis.
Permasalahan dari bahan baku, teknologi, permodalan, perlindungan hak cipta hingga ketersediaan ruang publik ini lah yang harus segera dipecahkan agar tidak ada lagi hambatan yang harus dihadapi oleh pelaku usaha tersebut.