Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat melambat bahkan di duga akan terhenti ( masa resesi ) sebagai dampak dari pandemi corona atau Covid-19 ternyata terselamatkan dengan kemajuan ekonomi kreatif. Salah satunya adalah pergerakan ekonomi kreatif di Bali yang dikenal sebagai salah satu tujuan wisata dunia dengan keindahan alam dan budayanya.
Bali yang dahulu lebih dikenal daripada Indonesia ini ternyata memang memiliki daya tarik yang dapat mengundang seribu rasa penasaran siapa saja yang mendengar kisah tentang Bali.
Pilar Kekuatan Ekonomi Kreatif Di Bali
Perkembangan dari ekonomi kreatif di Bali memang tidak bisa dilepaskan dari keunikan dan kearifan lokal yang sangat melekat.
Bali yang dikenal sebagai salah satu pilar wisata religi dunia juga mampu memberikan daya tarik lainnya yang cukup berkesan. Di antaranya adalah pagelaran seni budaya yang dilakukan secara berkelanjutan dan beberapa produk hasil karya kerajinan masyarakat lokal sebagai wujud bagian dari ekonomi kreatif di Bali.
Pagelaran Seni Tari Budaya
Pulau dewata Bali tidak hanya memiliki atau diberikan anugerah keindahan alam yang sangat memukau, namun dibalik itu semua terdapat kekayaan dari seni dan budaya yang cukup dapat membuat orang jatuh hati.
Di tahun 1969 seorang Direktur Jenderal Kebudayaan dari Departemen Kebudayaan dan Pendidikan Nasional, Prof. Ida Bagus Matra membangun Taman Budaya Bali yang awalnya merupakan Proyek Pusat Kesenian Bali.
Dengan luas sekitar 5 hektar, taman budaya Bali yang semula diberikan nama “Werdhi Budaya” atau pusat Kesenian ini di tata dan direncanakan pembangunannya dengan sangat baik. Terdapat makna filosofi di dalamnya yang diambil dari perputaran Gunung Mandara Giri yang kemudian di wujudkan dengan pemberian nama gedung-gedung di komplek budaya ini.
Setidaknya terdapat 5 seni budaya Bali yang perlu dilestarikan keberadaannya oleh generasi penerus. Kelima seni budaya ini adalah :
Seni Tari Pendet
Meskipun Seni Tari Pendet sempat di klaim oleh negara Malaysia namun seni tari ini tetap melekat di hati masyarakat Bali.
Tari pendet ini adalah tarian yang dilakukan secara berkelompok dan dilakukan oleh perempuan saja, namun pada beberapa tempat tarian ini juga dilakukan oleh pria.
Seni Tari Pendet ini adalah wujud dari konsep ekonomi kreatif di Bali yang cukup melekat di masyarakat dan dikenal oleh wisatawan karena dilakukan pada saat upacara keagamaan.
Tarian yang dilakukan untuk mengungkapkan penyambutan kepada Dewa atau Tuhan yang turun ke bumi bersamaan dengan dilaksanakan upacara keagamaan ini terasa begitu dalam dan memiliki makna religius yang mendalam.
Seni Rupa Ogoh-Ogoh
Sebuah karya seni rupa yang cukup dikenal dan populer di kalangan remaja Bali dikenal dengan nama Seni Rupa Ogoh-Ogoh.
Karya seni rupa ogoh-ogoh ini biasanya dibuat saat oleh organisasi pemuda atau kelompok pemuda di Bali untuk menyambut atau menjelang pelaksanaan hari raya Nyepi.
Wujud dari Ogoh-ogoh ini adalah sebuah patung boneka atau sosok yang dibuat dari berbagai bahan seperti anyaman bambu, kayu, kertas dan lain-lain
Sosok yang ditampilkan dalam karya seni rupa ogoh-ogoh ini memang tampak sangat menyeramkan karena merupakan simbol dari keburukan Bhutan kala. Ogoh-ogoh akan di arak berkeliling desa atau kota yang menjadi rute pelaksanaan “simbol” perayaan ini yang kemudian akan dihancurkan dengan cara dibakar sebagai makna dari pemusnahan pengaruh yang tidak baik Bhuta kala.
Pagelaran Drama Gong
Generasi milenial yang lebih mengenal acara televisi seperti sinetron maupun drama suatu negara tampaknya memang sedikit membuat lupa akan pentas drama tradisional yang sudah diwariskan secara turun temurun.
Terutama di Bali sendiri memiliki pentas drama tradisional yang cukup populer yaitu drama gong yang sering dipentaskan pada panggung atau suatu tempat pagelaran budaya.
Dalam drama gong memiliki alur cerita yang bertemakan pada jaman Kerajaan pada masa lalu. Menariknya tokok yang ditampilkan tidak hanya tokoh utama saja, terkadang di masukan tokok seperti petruk, cedil dan dadab.
Pagelaran Wayang Kulit
Salah satu bagian yang sangat menarik dari pergerakan ekonomi kreatif di Bali ini adalah pagelaran wayang kulit.
Wayang kulit yang dipentaskan tidak jauh berbeda dengan yang dikenal di pulau jawa hanya saja terdapat perbedaan tokoh dan kisah serta latar belakangnya saja.
Tema dari setiap pagelaran juga tidak jauh berbeda dengan wayang kulit yang dikenal di pulau jawa, yaitu mengajarkan kebaikan dan kesantunan dengan melestarikan kearifan lokal.
Salah satu dalang yang cukup populer dan piawai dalam melakonkan pewayangan ini adalah I Wayan Nardayana yang bisa disaksikan pagelarannya melalui media sosial. Khusus untuk menarik minat generasi milenial, I Wayan Nardayana juga menyajikan wayang joblar ABG yang sesuai dengan generasi milenial.
Kidung dan Kekawin
Generasi milenial dikenal dengan kegemarannya mendengarkan musik atau lagu, namun yang disayangkan bukannya mendengarkan lagu yang mengandung kearifan lokal atau lagu keagamaan melainkan lagi barat, rock dan dangdut.
Pada beberapa upacara keagamaan atau adat yang dilakukan oleh masyarakat Bali sesekali terdengar lantunan lagu yang dikenal sebagai Kidung dan Kekawin.
Lagu tersebut adalah sebuah kisah lama yang menceritakan kebajikan. Ketika lagu atau kidung ini dimainkan hati akan terasa tenteram dan sejuk. Kidung atau lagu ini bisa dinyanyikan oleh siapa saja, dengan nada irama yang cukup merdu tidak kalah dengan lagu anak muda lainnya.
Produk Kerajinan Pulau Dewata
Dengan keberagaman sumber daya dan keberagaman budaya yang ada di Bali tak mengherankan apabila terdapat sejumlah hasil karya kerajinan yang cukup dikenal bahkan sebagian besar di antaranya sudah menembus pasar ekspor.
Produk Kreajinan merupakan salah satu dari 14 sub sektor dari ekonomi kreatif yang di tetapkan oleh Bekraf. Setiap wilayah di pulau Bali memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri dalam menorehkan buah karya kerajinannya, berikut ini beberapa hasil karya kerajinan di pulau Bali.
Emas serta Perak dari Celuk
Ada sebuah desa yang bernama Celuk di pulau Bali yang dikenal dengan hasil kerajinannya berupa kerajinan yang berasal dari emas dan perak. Kerajinan yang dihasilkan berupa asesoris perhiasan seperti gelang, kalung, anting , cincin, bros dan lain-lain.
Kerajinan emas dan perak ini pada umumnya dipesan dan digunakan untuk buah tangan atau oleh-oleh wisatawan. Akan tetapi hasil produksinya ternyata berawal dari kerajinan tangan dari emas dan perak untuk kelengkapan upacara keagamaan hingga replika patung.
Topeng
Produk topeng dari Bali dikenal dari ciri khas penari Bali yang pada umumnya menggunakan topeng untuk menutupi identitas penari.
Kebutuhan akan topeng sangat diperlukan bagi pementas seni di Bali sebagai salah satu alat wajib pentas yang harus ada dalam setiap pentasnya.
Bentuk atau wujud dari topeng tersebut beraneka ragam dari replika wajah manusia, barongsai, tokoh pewayangan, simbol kebaikan hingga simbol kejahatan.
Bagi peminat buah tangan topeng sering kali membeli hasil karya dari produk ekonomi kreatif di Bali ini untuk di tempelkan pada dinding salah satu ruangan di rumah.
Anyaman
Produk anyaman ini tidak hanya menjadi monopoli suatu wilayah di Indonesia saja, dari sabang sampai Merauke hampir setiap sudut Indonesia memiliki daerah yang menghasilkan produk dari anyaman khususnya anyaman dari bambu atau bahan akar-akaran lainnya.
Kerajinan anyaman ini bagi masyarakat di Bali telah ditekuni secara turun temurun dan telah menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan bagi masyarakat sekitar.
Produk anyamannya ini tidak terbatas pada anyaman bambu dengan objek besar seperti kursi dan meja, melainkan sudah mengalami perkembangan dengan diwujudkan beberapa produk lainnya seperti dompet, tas, topi hingga permainan.
Batok Kelapa
Siapa yang menyangka limbah batok kelapa yang biasanya dijadikan hanya sebagai tempurung arang atau arang bakar ternyata menjadi salah satu penggerak ekonomi kreatif di Bali.
Kreativitas terhadap batok kelapa ini dilakukan oleh masyarakat sekitar dan telah berkembang menjadi suatu home industri dengan produk yang dihasilkan beragam seperti asesoris wanita, jepit rambut, sisir dan lainnya.
Ternyata batok kelapa ini juga bisa di sulap menjadi alat dapur seperti mangkok dan sendok untuk digunakan sehari-hari. Di samping itu batok kelapa ini mampu di olah menjadi suatu produk hiasan pada ruang tamu yang berupa lampu hias dan sebagainya
Kesimpulan
Seni budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia khususnya di pulau dewata Bali merupakan warisan kekayaan turun temurun yang perlu dilestasikan keberadaannya. Disamping keberadaannya cukup penting dalam menggerakan perekonomian bangsa khususnya pada Sektor Ekonomi Kreatif di Bali.
Kekuatan dari Sektor Ekonomi Kreatif di Bali tidak hanya terdiri dari 2 pilar utama Sub Sektor pilar Ekonomi saja, masih banyak kekuatan Ekonomi kreatif yang berada di Bali yang dapat di kembangkan dan menjadi pelumas bagi roda ekonomi bangsa terutama dimasa pandemi corona atau Covid-19 ini.