Sejak tahun 2006 diawali dengan instruksi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dapat mengembangkan sektor ekonomi kreatif di Indonesia hingga kini perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia cukup menyita perhatian dunia.
Seakan Indonesia sudah mempersiapkan diri menghadapi pandemi yang baru terjadi 14 tahun setelah instruksi pengembangan sektor ekonomi kreatif dikeluarkan. Kini Indonesia menjadi salah satu dari negara di dunia yang berhasil selamat dari ancaman resesi akibat pandemi corona yang melanda dunia.
Prediksi dari berbagai sumber di dalam maupun di luar negeri bahwa Indonesia akan mengalami resesi tampaknya terbukti tidak benar. Dengan sudah dimulainya gerakan untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia sejak 2006 yang lalu, telah menjadi alat penyelamat dari resesi yang melanda negara-negara maju.
Tahapan Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Indonesia dengan kekuatan ekonomi kreatifnya memang tidak bangkit layaknya membalikkan telapak tangan. Beberapa tahapan telah ditempuh Indonesia untuk dapat memiliki kekuatan ekonomi khususnya ekonomi kreatif.
Apa aja tahapan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia ? dan bagaimana bisa menjadi kekuatan perekonomian yang menggerakkan roda ekonomi negara. Berikut ini adalah tahapan yang dilalui oleh negara Indonesia dalam perkembangan ekonomi kreatifnya :
Instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( 2006-2007 )
Semenjak Indonesia merdeka 1945 hingga tahun 2006 di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia yang ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) keberadaan sektor ekonomi kreatif masih kurang menjadi perhatian.
Pada tahun 2006, SBY memulai proses pengembangan Industri sektor ekonomi kreatif ini dengan membentuk Indonesian Design Power melalui Departemen Perdagangan. Bahkan dalam prosesnya Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan mengalami perubahan struktur menjadi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai wujud keseriusan pemerintah mendorong perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia
Cetak Biru Perkembangan Ekonomi Kreatif 2025 ( 2008 )
Peluncuran cetak biru dari Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 dan Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif Indonesia dilakukan pada tahun 2008 sebagai gerbang pembuka atas dimulainya proses perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Pekan Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi Kreatif Pertama ( 2009 )
Dalam mewujudkan keinginan bangsa agar dapat bergerak dan memajukan perekonomian melalui sektor ekonomi kreatif, maka pada tahun 2009 diadakan pekan produk kreatif dan pameran ekonomi kreatif yang pertama kali dan akan digelar setiap tahunnya.
Dengan diadakannya pekan produk kreatif dan pameran ekonomi kreatif yang pertama ini sekaligus menjadikan pencanangan Indonesia Kreatif tahun 2009.
Hanya 3 dari 16 Sub Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016
Terdapat setidaknya ada 14 hingga 16 sub sektor utama dari Ekonomi Kreatif sesuai yang disebutkan oleh Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf ). Namun pada tahun 2016 baru terdapat 3 sub sektor yang tampak berkembang dengan cukup baik.
Ketiga sub sektor itu adalah :
- Sub Sektor Kuliner
Dalam bidang kuliner memang sudah tidak dapat di sangsikan lagi keberhasilannya. Terutama semenjak piala dunia 98 yang diadakan di Perancis. Dengan diawali sebagai warung tenda yang menyediakan lokasi untuk Nobar atau Nonton Bareng, tak disangka ternyata tradisi tersebut berkelanjutan.
Dan hingga pada akhirnya menjadi lahan bisnis yang baru bagi mereka yang bergerak di bidang kuliner. Dengan menuangkan ide-ide kreatifnya serta memberikan warna warni baru pada design eksterior dan interior termasuk pemberian nama dari menu-menu yang disajikan.
- Sub Sektor Kerajinan
Indonesia dikenal dengan sumber daya alam yang cukup besar dan dengan keanekaragaman seni dan budaya dapat menghasilkan produk kerajinan yang memiliki daya tarik yang cukup dikenal di dunia.
Salah satu produk kerajinan yang sudah dikenal sejak dahulu kala adalah kain tenun. Kain ini dibuat dengan menggunakan alat tenun bukan mesin karena masih diproduksi dalam tingkat rumah tangga saja.
Kerajinan lainnya yang sudah cukup dikenal adalah anyaman bambu yang berbentuk kursi hingga miniatur suatu object lainya. Bahkan dari produk daur ulang limbah plastik mampu memberikan keuntungan yang cukup besar, sehingga perlu terus dikembangkan dan diberikan pendampingan kepada pelaku dan calon pelaku usaha ekonomi kreatif khususnya sub sektor kerajinan
Kini dengan perkembangan informasi dan teknologi serta penyerapan ilmu dan komunikasi banyak jenis kerajinan baru bermunculan termasuk kerajinan menghias tempat makanan atau minuman sampai dengan barang-barang yang fashionable.
- Sub Sektor Fashion
Jika dulu kita mendengar dunia Fashion tentunya terlintas di pikiran kita dunia Fashion yang glamour serta pendidikan yang mahal. Tapi siapa sangka pada tahun 2016 justru hasil rancangan maupun pemilihan bahan dapat dipelajari dari dalam kamar bahkan hingga penjualannya bisa dilakukan tanpa harus memiliki alat produksi.
Penggerak Perekonomian Negara
Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata saya sebab di saat negara-negara maju berusaha bertahan agar roda ekonominya tetap berjalan. Indonesia tampak lebih stabil dalam pergerakan roda ekonomi tersebut.
Kondisi seperti ini sangatlah menguntungkan bagi Indonesia untuk bisa mulai hadir dan bersaing dengan negara-negara lain sari sisi sektor ekonomi kreatif. Era teknologi 4.0 dan globalisasi ini sungguh membutuhkan banyak pemikiran dan penerapan ide-ide kreatif yang dibutuhkan oleh pelaku ekonomi.
Ekonomi Kreatif merupakan proses hadirnya kreativitas baik dalam bidang pemikiran maupun produksi yang dilakukan oleh manusia baik secara individu maupun secara berkelompok.
Diharapkan dengan hadirnya industri kreatif ini akan memberikan peluang pendapatan yang cukup besar sesuai prinsip ekonomi dengan tanpa melakukan perusakan atau eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Sektor Ekonomi Kreatif juga dapat memberikan lapangan pekerjaan di saat industri maju terus melakukan efisiensi karyawan agar perusahaan dapat tetap bergerak di masa pandemi corona atau Covid-19 ini.
Industri ekonomi kreatif yang memiliki skala cakupan menengah ke bawah dan produksinya yang tidak luas tentu secara teori ekonomi tidak akan mampu menggerakkan perekonomian suatu negara.
Akan tetapi Indonesia dengan bentangan wilayah yang luas, banyaknya Sumber Daya Alam dan Sumber daya Manusia dapat memanfaatkan Sektor Industri Ekonomi Kreatif ini menjadi penggerak Roda Ekonomi Nasional. Sebab secara satuan memang terhitung sedikit namun bila di himpun pergerakan perekonomian yang terjadi dari sabang hingga Merauke jumlahnya cukup besar.
Indonesia Urutan Ketiga Negara Dunia
Dengan pertumbuhan Ekonomi Indonesia hingga bulan Agustus – September 2020 yang cukup baik ternyata Ekonomi Kreatif menyumbang sekitar 7,30% dari total keseluruhan PDB Indonesia.
Indonesia kini berada di peringkat ketiga dunia sebagai negara yang memiliki penyumbang terbesar PDB nasionalnya berasal dari Ekonomi Kreatif. Posisi ketiga ini tepat di bawah Amerika Serikat dan Korea Selatan yang memiliki konsep dasar perekonomiannya yang memang mayoritas adalah industri ekonomi kreatif.
Dengan besaran sumbangan yang diberikan oleh sektor ekonomi kreatif yaitu sekitar 7.30% ini ternyata subsektor kerajinan masih menjadi andalan di samping 2 subsektor lainnya yang sejak 2016 masih menjadi primadona ( Kuliner, Fashion dan Kerajinan ).
Dengan tingginya pendapatan PDB dari sektor ekonomi kreatif ini maka Indonesia memastikan akan tetap mendorong dan membangkitkan semangat pelaku usaha UMKM khususnya sektor ekonomi kreatif untuk dapat terus menuangkan ide—idenya dan tetap berkarya dengan inovasi terbaru dan terbaiknya.
Usaha mendorong perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia tentunya dilakukan juga dengan memperkuat infrastruktur dan membangun jaringan dari hulu ke hilir dan sebaliknya dari hilir ke hulu agar terjadi jaringan permintaan dan produksi yang berkesinambungan.
Pemerintah berharap dengan terus diberikan dukungan dalam hal kebijakan dan infrastruktur yang berpihak kepada UMKM terutama kepada pelaku usaha ekonomi kreatif akan dapat mendorong dan memberikan semangat bagi perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.